Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. H.M. Subuh, MPPM kunjungi Korban Gempa Pijay

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI, Dr. H.M. Subuh, MPPM kunjungi Pidie Jaya (11/12/2016). Dalam kunjungan tersebut Dr. M. Subuh, didampingi oleh Kadis Kesehatan Pidie Jaya, Said abdullah dan juga ditemani oleh kabid P2PL, Dinas kesehatan Aceh, dr. Abdul Fatah. Dalam kunjungan tersebut rombongan meninjau bebrapa tempat/titik pengungsian akibat gempa 6,4 SR yang melanda Pidie Jaya beberapa waktu lalu. Salah satu titik pengungsi yang ditinjau oleh Subuh adalah tempat pengungsian, di Mesjid At-Taqwa, Kecamatan Meureudu. Selain menyerahkan paket bantuan kepada pengungsi, Subuh juga memantau dapur umum dan mengecek sanitasi di pengungsian termasuk ketersediaan air yang cukup dipengungsian. "Air sangat penting untuk kebutuhan sehari-hari pengungsi, baik untuk wudhu, mandi, cuci dan kakus", jelas Mohamad Subuh. 

Selain memantau beberapa titik pengungsian, Subuh juga meninjau posko induk kesehatan yang terletak di komplek RSUD Pidie Jaya dan menjenguk korban gempa yang dirawat di selasar rumah sakit tersebut.

Di Posko induk, Subuh mendapat penjelasan mengenai berbagai hal yang sudah dilakukan oleh tim kesehatan selama menangani gempa di Pidie Jaya oleh Kepala Dinas Pidie Jaya yang juga menjabat ketua Posko Induk Kesehatan di sana. Sampai dengan (11/12/2016) ketua posko melaporkan bahwa penderita yang sudah tertangani baik yang dirawat di Bireuen maupun di Sigli ada 301 orang, yang dioperasi sudah  129 orang, rata-rata kasus orthopedi. Ketua Posko juga melaporkan bahwa ada beberapa penyakit yang sudah mulai muncul pasca bencana. "Gambaran sementara diare sudah mulai muncul, ispa 103 dan penyakit lain-lain 594 kasus", jelas Said.

Lebih lanjut Said menjelaskan, "Ispa sudah mulai muncul dimana tadi kita lihat akibat pembobokan atau peruntuhan gedung-gedung yang hancur akibat gempa itu, debu sudah mulai beterbangan dan pengungsi sudah mulai minta masker ke posko dan itu sudah terdistribusi".

Ketua Posko juga menjelaskan bahwa ada sejumlah fasilitas kesehatan yang rusak di antaranya adalah di RSUD Pidie  Jaya, ada 5 unit gedung yang rusak dari 9 unit gedung yang ada di komplek rumah sakit. Puskesmas 9 rusak, Pustu 16 rusak, poskesdes 48 rusak, dan 1 gudang farmasi juga rusak. 

Kegiatan penyemprotan lalat sudah dilakukan di 3 lokasi, termasuk lokasi yang tadi dikunjungi oleh pak Dirjen. Logistik yang tersedia untuk vaksin campak 5000 dosis dengan sasaran 4000 balita umur 9-59 bulan, vaksinasi direncanakan mulai 12 s/d 19 Desember 2016 ini. 

Dalam kunjungan tersebut, Dr. M. Subuh juga menjelaskan sejumlah langkah-langkah penanganan yang menjadi prioritas  yang akan dilakukan untuk beberapa hari ke depan. "Dengan kondisi sekarang, dimana banyak warga yang tinggal di tenda-tenda diluar rumah, tidak menutup kemungkinan munculnya kembali penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk, terutama malaria dan DBD".

Untuk itu Dr. M. Subuh menjelaskan sejumlah langkah-langkah antisipasi, "Yang pertama dengan melakukan perbaikan sanitasi yang ada, kedua mengedukasi masyarakat dan melakukan penyemprotan vektor, dan ketiga yang paling penting yang harus dimulai besok adalah melakukan imunisasi campak terhadap semua sasaran balita yang ada. Karena imunisasi ini akan memperkuat daya tahan tubuh juga dan sangat erat berhubungan dengan ispa, dengan diare dan dengan penyakit-penyakit parah lainnya".

Kepala Dinas Dinas Kesehatan Pidie Jaya, Aceh, Said Abdullah, menjelaskan, mulai besok akan dilakukan booster atau ulangan vaksin Campak. Said menjelaskan, "Vaksin ulangan ini akan diberikan kepada 4 ribu anak di Pidie. Langkah ini untuk mengantisipasi penyakit campak yang berpeluang terjadi pada anak-anak dan bayi baik yang berada di pengungsian".

Lihat videonya di sini

👁 437 kali

Berita Terkait