Dr. Hanif berharap jangan ada lagi KLB, karena status cakupan imunisasi yang rendah di daerah ini. Hal itu diungkapkan Kadinkes saat membuka Workshop Pengelola Imunisasi Dalam Rangka Imunisasi IPV di tingkat Provinsi Aceh yang berlangsung di Hermes Palace Hotel pada Jumat (12/11/2018).
Dalam kesempatan tersebut kadinkes menyatakan keprihatinnya terhadap capaian program imunisasi Aceh yang terpuruk. "Kita telah melakukan berbagai cara, namun realisasi dilapangan masih cukup sulit", sebut dr. Hanif.
Masih menurut Kadinkes, Isu negatif imunisasi MR punya andil yang sangat besar terhadap cakupan imunisasi rutin di Aceh. Namun Kadinkes berharap agar petugas dilapangan untuk tidak boleh patah semangat dalam bekerja. Petugas harus lebih banyak lagi turun ke masyarakat untuk menyampaikan informasi pentingnya imunisasi ini, terutama untuk imunisasi rutin.
Kadinkes juga menjelaskan bahwa selama ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh punya andil yang cukup besar dalam pelaksanaan imunisasi di Aceh. "Dinas Kesehatan selama ini sudah bersinergi dengan IDAI Aceh, dalam pelaksanaan program-program imunisasi ini".
Sementara itu, ketua panitia workshop, Helmi, SKM, MPH, dalam laporannya menyebutkan bahwa workshop yang didanai oleh GAVI ini di ikuti oleh 57 orang peserta. 11 orang dari Lintas Sektor dan Lintas Program dan 46 orang lagi adalah para pengelola imunisasi dan cold chain dari 23 Kab/Kota di Aceh.
Workshop ini bertujuan untuk mengevaluasi, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pengelola imunisasi dalam pelaksanaan imunisasi IPV yang sudah dilaksanakan sejak 2016. Imunisasi IPv ini dilaksanakan untuk mencapai eradikasi polio pada tahun 2020.
👁 987 kali