Putuskan Penularan, Imunisasi Polio Harus Lengkap dan Merata

(Banda Aceh, 3/12) -- Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Raihan Sp.A mengatakan, cakupan vaksinasi polio yang tinggi akan bisa memutus mata rantai penularan virus polio di Indonesia. "Virus ini tidak akan bisa hidup atau terputus mata rantai penularannya apabila cakupan itu tinggi dan merata jadi tidak hanya cukup di satu tempat tapi harus seluruh Indonesia," ucapnya dalam Media Group Interview mengenai perkembangan polio secara pada Jumat (2/12).

Ia mengatakan, cakupan vaksinasi polio untuk memutus virus-nya harus lebih dari 95 persen di seluruh Indonesia. Jika cakupannya kurang dari 60 sampai 95 persen, kata Raihan, risiko terjadinya kasus polio akan tinggi dan bakal mengalami kejadian luar biasa.

Dokter spesialis anak di Aceh ini juga mengatakan, kasus polio yang terjadi di Aceh diakibatkan menurunnya cakupan imunisasi dan ketakutan orangtua terhadap imunisasi polio pada anak berdasarkan survei Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

"Survei Dinkes mencatat sebanyak 40 persen orangtua merasa vaksin polio tetes tidak perlu, dan pemahaman terhadap penyakit yang mungkin akan diderita anak-anaknya mereka khawatir anaknya demam, rewel, sakit jika di imunisasi polio suntik," ucap Raihan.

Selain itu, Raihan mengatakan, penularan polio lewat tinja juga harus dicegah dengan memperbaiki kebiasaan hidup bersih dan memiliki jamban yang langsung mengalir ke tanki septik, sehingga tidak mencemari lingkungan.

"Karena banyak yang masih melakukan aktivitas MCK di sungai, sementara keluarga tidak mempunyai jamban yang langsung ke septic tank yang bisa untuk memutus mata rantai tersebut," ucapnya.

Ia berharap imunisasi polio pada anak dilakukan secara lengkap sebanyak empat kali dalam periode usia nol sampai empat bulan baik secara oral atau tetes maupun suntik. Karena jika anak sudah terkena polio akan mengalami lumpuh layu lemas dan sifatnya akan permanen dan tidak kembali semula selama seumur hidup.

"Jadi tidak cukup satu kali, harus lengkap empat kali dengan periode usia satu sampai empat bulan dan satu kali dengan polio suntik pada usia empat bulan pada saat memberikan pola tetes, kita butuh kekebalan komunitas," ucap Raihan.

Target Imunisasi Polio di Kabupaten Pidie Tersisa 30%

Sampai dengan Jumat Sore (2/12) atau hari kelima pelaksanaan Sub-PIN Polio di kabupaten tersebut   Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie mencatat progres imunisasi anak terkait upaya pencegahan penyakit polio di Kabupaten Pidie pada Hari Kelima total anak yang telah diimunisasi mencapai 62.207 anak, tersisa sekitar 30% atau detailnya 29.277 anak dari total target riil 91.484 anak yang mesti mendapat imunisasi tersebut dan harus tuntas dalam beberapa hari kedepan.

Seperti diketahui progress harian capaian imunisasi polio di Kabupaten Pidie sesuai dengan data Dinas Kesehatan Pemkab Pidie terperinci pada hari pertama (Senin, 28/11/2022) mencapai 13.887 anak, hari kedua (Selasa, 29/11/2022) mencapai 14.666 anak dan pada hari ketiga (Rabu, 30/11/2022) capai 15.661 anak, hari keempat (Kamis, 1/12/2022) capai 9.910 anak dan hari kelima (Jumat, 2/12/2022) mencapai 8.083 anak.

Pj Bupati Kabupaten Pidie, Wahyudi Adi Siswanto menyatakan optimismenya terkait target capaian riil anak yang mesti mendapat imunisasi polio di wilayahnya sebanyak 91.484 anak dalam 1-3 hari ini bisa dituntaskan.

“Alhamdulillah, hingga hari kelima imunisasi polio di Kabupaten Pidie telah berhasil menyasar 62.207 anak, sehingga tersisa 29.277 anak lagi yang mesti diimunisasi polio. InsyaAllah 1-3 hari kedepan semua anak itu [29.277 anak] bisa diimunisasi polio,” kata Wahyudi dalam Siaran Pers Humas Pemkab Pidie, Sabtu (3/12/2022).

Sekali lagi, Wahyudi, menyatakan bahwa capaian ini semua berkat Kerjasama terpadu semua pihak, khususnya kerja keras para tenaga medis yang telah menyisir dari rumah ke rumah agar semua anak yang menjadi target sasaran imunisasi polio bisa diimunisasi.

“Kerja keras, kerja sama dan kekompakan semua pihak dalam proses imunisasi polio ini sangat membanggakan sehingga layak untuk mendapat apresiasi. Semoga kekompakan ini tetap terjaga dan semakin meningkat untuk masa-masa yang akan dating,” ungkap Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember tersebut.

👁 4719 kali

Berita Terkait