Rumoh Gizi Gampong, Bantu Edukasi Masyarakat Akan Pentingnya Gizi Bagi Anak

LANGSA (15/10/2019) | Wakil Ketua Tim Penggerak PPK Aceh, Dyah Erti Idawati Launching Rumoh Gizi Gampong (RGG) sekaligus deklarasi Gerakan Penanganan dan Pencegahan Stunting (Geunting), Selasa (15/10), di Gampong Sungai Lueng, Kecamatan Langsa Timur.

Dalam sambutannya, Dyah menyampaikan, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul harus diimbangi dengan kesehatan yang baik. Karena itu, asupan gizi dan pola hidup sehat harus diperhatikan sejak dini demi melahirkan generasi bangsa yang unggul.

Sebagaimana disampaikan Presiden terkait SDM unggul, kata Dyah, di zaman globalisasi saat ini SDM Indonesia dituntut harus mampu menjadi insan yang berkualitas baik, sehingga persaingan tidak hanya secara nasional saja, namun juga persaingan secara internasional.

Kata Dyah, kondisi sekarang disaat kita harus meningkatkan kualitas SDM, namun di satu sisi masih banyak dari generasi kita yang mengalami masalah gizi. Hal itu terlihat dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan, angka stunting di Indonesia saat ini mencapai 30,8 persen anak di Indonesia mengalami stunting, dari peroleh tersebut Aceh turut menyumbang angka stunting dengan menduduki peringkat ke 3 sebagai provinsi yang banyak mengalami stunting.

“Ini tidak patut untuk dibanggakan namun harus dijadikan tolak ukur agar Aceh bisa terus membaik,” ujar Dyah

Dampak stunting, menurut Dyah, bukan hanya akan berimbas pada kondisi tubuh anak menjadi lebih pendek dari anak pada normalnya, namun menurunkan daya pikir atau tingkat intelektualitas anak sehingga anak menjadi tidak pintar.

Selain itu, hal yang turut mendorong peningkatan stunting adalah rendahnya pemahaman masyarakat tentang makanan bergizi. Saat ini, masyarakat hanya berpaku bahwa makan itu hanya untuk enak dan mengenyangkan saja dan cenderung abai terhadap kandungan gizi pada makanan yang kerap dikonsumsi tersebut.

Oleh sebab itu, pola pikir yang demikian harus diubah, dengan lebih memahami tentang jenis-jenis kandungan gizi pada makanan yang baik untuk tubuh, sehingga asupan gizi tiap harinya tercukupi dan persoalan stunting ikut terkurangi.

Dyah menyebutkan, salah satu panganan yang kaya akan gizi adalah ikan, dalam ikan banyak mengandung gizi yang lengkap, seperti Omega3, vitamin dan mineral, zat besi, zink, magnesium, dan Kalsium.”Saya menganjurkan masyarakat Aceh khsusus Langsa untuk lebih giat mengkonsumsi ikan melalui kampanye makan ikan,” ajaknya.

Menurutnya, salah satu asupan gizi untuk mencegah stunting adalah makan ikan, padahal secara sumber daya alam kondisi Aceh saat ini tidak kekurangan akan pasokan ikan, karena produksi tangkapan ikan di Aceh cukup tinggi.

Dyah berharap, dengan hadirnya RGG dapat membantu mengedukasi masyarakat akan pentingnya gizi bagi tumbuh Kembang anak sehingga cita-cita pemerintah Aceh melahirkan generasi yang unggul demi tercapainya Aceh hebat dan Aceh bermartabat.

Sementara itu, Setdakot Langsa, Syahrul Thaib, SH,M.Ap mengatakan, sebagai provinsi yang didominasi oleh muslim, menjadi sebuah keharusan bagi umat Islam untuk memperhatikan orang yang lemah, dapat diartikan, bahwa dalam lslam sendiri sudah menganjurkan umatnya untuk saling bahu membahu untuk penguatan baik itu kesehatan dan keagamaan.

“Dalam Islam juga menganjurkan umatnya agar jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah baik dari segi akidah, ilmu, dan fisik, maka kita sebagai muslim sudah mengajarkan bagaimana menjaga anak agar bisa menjadi generasi unggul dan berguna bagi bangsa ini,” kata Syahrul.

Maka itu, saya menganjurkan kepada masyarakat Langsa untuk harus lebih mewaspadai stunting agar generasi penerus estafet bangsa dapat terselamatkan, sehingga Aceh akan melahirkan cendikiawan muslim yang unggul. Tambahnya

Pola Asuh Yang Baik Kunci Utama Pencegahan Stunting

Dibagian lain kunjungannya ke Kota Langsa, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, mengatakan pola asuh anak yang baik menjadi kunci utama pencegahan stunting sejak dini. Hal itu ia sampaikan saat membuka sekaligus menjadi pemateri pada pelatihan Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR) Cinta Kasih. Di Aula Hotel Kartika, Kota Langsa, Selasa, 15/10.

“Pola asuh anak yang baik membantu mengurangi stunting,” kata Dyah.

Stunting, kata Dyah, adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya disebabkan oleh asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Dyah mengatakan, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting yaitu, pola asuh yang baik, perbaikan pola makan yang baik, perbaikan sanitasi yang baik dan akses air bersih. Ketiga hal tersebut kata Dyah, harus benar-benar diperhatikan.

Dyah menyebutkan, pola asuh yang baik turut mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak pada aspek perilaku sehingga anak juga akan tahu dan terbiasa akan pola makan yang sehat.

Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang.

Maka dari itu, pencegahan stunting adalah upaya pemerintah Aceh untuk mencegah penurunan kemampuan generasi mudah Aceh yang kedepannya akan menjadi generasi penerus kepemimpinan serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

Dyah menyebutkan, untuk pencegahan stunting butuh makan makanan yang kaya akan gizi. Salah satu panganan yang kaya akan gizi adalah ikan, dalam ikan banyak mengandung gizi yang lengkap, seperti Omega3, vitamin dan mineral, zat besi, zink, Magnesium, dan Kalium. Oleh sebab itu, Dyah menganjurkan masyarakat Aceh untuk lebih giat mengkonsumsi ikan melalui kampanye makan ikan.

Selain itu, Dyah menyampaikan, saat ini persoalan sosial terkait perilaku anak saat ini sudah cukup parah, seperti tentang pornografi, pengunaan gadget berlebihan, kecanduan internet, dan juga kekerasan seksual, dan narkoba.

“TP PKK, kita harus memperkuat barisan kita, untuk mencegah dan menyelesaikan persoalan ini,” kata Dyah.

Saat ini, pengaruh negatif sudah sangat meluas di kalangan anak mudah, sehingga hal itu di khawatir akan mempengaruhi kualitas muda mudi Aceh. “Kalau usia produktif itu tidak dibarengi dengan kualitas yang baik, Itu akan membuat malapetaka bagi kita,” ujar Dyah.

Sebab itu, kata Dyah, menjadi tugas seluruh kalangan masyarakat Aceh agar dapat menyelamatkan generasi penerus bangsa. Kata Dyah, harus saling bahu mambahu untuk mengatur pola asuh yang baik dalam kelurga sebagai benteng pertahanan utama, sehingga kita bisa membentuk anak menjadi anak yang soleh dan bermental kuat.

“Sehingga cita- cita Aceh hebat mampu kita capai dan penyakit mental (narkoba, kekerasan seksual, kecanduan gadget) itu bisa dihilangkan,” kata Dyah.

👁 517 kali

Berita Terkait