Waspadai Hepatitis Akut, Jajaran Kesehatan Gencarkan Sosialisasi

Banda Aceh, 03/06) -- Pemerintah Aceh terus melakukan berbagai upaya untuk mewaspadai penularan Hepatitis Akut (virus non hepatitis A-E) di Tanoh Rencong. Salah satunya dengan mengencarkan sosialisasi tentang gejala yang ditimbulkan dan cara mencegahnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh dan kabupaten/kota terus melakukan sosialisasi tentang bahayanya kasus Hepatitis Akut yang saat ini melanda dunia, termasuk mengancam Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Aceh, dr Hanif bersyukur karena saat ini belum ditemukan kasus Hepatitis Akut di Aceh. “Sampai dengan saat ini kasus tersebut belum terdeteksi di Aceh. Sejauh ini kita terus sosialisasi tentang bahayanya hepatitis akut ini,” ucapnya.

Kendati demikian, bukan berarti Aceh terbebas dari ancaman wabah yang belum diketahui penyabab utamanya ini. Untuk itu, Hanif terus mengajak masyarakat untuk menjaga diri, keluarga, dan lingkungan dengan melakukan hidup bersih.

Salah satu bentuk pencegahannya sama seperti tatalaksana penerapan protokol kesehatan (protkes) Covid-19. Yaitu mencuci tangan sesering mungkin, minum air bersih yang matang, makan makanan yang bersih dan matang penuh, membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya.

Selanjutnya, menggunakan alat makan sendiri-sendiri dan selalu memakai masker serta menjaga jarak. Kemudian selalu mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti badan kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu, demam tinggi memeriksanakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Dokter Hanif mengungkapkan bahwa kasus hepatitis akut bisa dilihat dari banyak gejala yang muncul. Seperti terjadinya penurunan kesadaran, demam tinggi, terjadi perubahan warna urine menjadi gelap dan/atau feses (pucat).

Selain itu, sebut dr Hanif, juga dapat ditandai dengan munculnya penyakit gatal, badan kuning, nyeri sendi atau pegal-pegal, mual, muntah, nyeri perut, lesu, hilang nafsu makan, dan diare.

Untuk mencegahnya, sambung Kadinkes Aceh, khusus terhadap bayi dan anak, setiap orang tua harus memastikan anaknya mendapat imunisasi lengkap dan rutin.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI hingga Selasa (31/5/2022) sudah 20 pasien yang diduga terpapar hepatitis akut di Indonesia. Dari total tersebut, empat pasien meninggal dunia.

Sedangkan kasus probable bertambah dari semula 1 kasus menjadi lima orang. Sementara 15 kasus tersisa masih berada di kategori pending klasifikasi.

Berdasarkan temuan, terdapat adenovirus pada pasien yang terinfeksi hepatitis akut, sehingga Kemenkes menyatakan bahwa penyakit ini bisa menular melalui udara. "Hepatitis akut misterius kemungkinan bisa menginfeksi orang dewasa," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

Untuk diketahui, total kasus diduga hepatitis akut misterius di seluruh dunia hingga 26 Mei 2022 mencapai 650 orang. Inggris paling banyak menyumbang kasus dimaksud dengan total 116 orang.

RSUD dr Zainoel Abidin Jadi Rumah Sakit Rujukan Hepatitis Akut

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terus melakukan berbagai upaya setelah munculnya temuan kasus-kasus positif dugaan Hepatitis Akut yang masih misterius.

Meskipun di Aceh belum ditemukan kasus, namun antisipasi terus dilakukan, salah satunya dengan mengencarkan sosialisasi cara mencegah Hepatitis Akut.

Jika pun muncul kasus, Kemenkes saat ini sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) Alur Pengiriman Rujukan Spesimen Pemeriksaan Sampel, distribusi reagen Hepatitis E ke 10 lokasi.

Selanjutnya, penerbitan Keputusan Dirjen Yankes tentang Tatalaksana Hepatitis Akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya di fasyankes dan menentukan 19 rumah sakit rujukan untuk Hepatitis Akut misterius.

Ke 19 rumah sakit tersebut yaitu RSUP H Adam Malik, Medan, RSUP Dr M Djamin, Padang, RSUP Dr Muhammad Hoesin, Palembang, RSUD Arifin Achmad, Riau, RSUD dr Zainoel Abidin, Aceh.

Selanjutnya, RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, RSPI Prof dr Sulianti Saroso, Jakarta, RSUP dr Hasan Sadikin, Bandung, RSUP dr Kariadi, Semarang, RSUD Dr Moewardi, Solo, RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, RSUD Dr Soetomo, Surabaya.

Lalu, RSUD Dr Saiful Anwar, Malang, RSUP Sanglah, Denpasar, RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar, RSUP Prof Dr R D Kandou, Manado, RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, RSUD Dr Soedarso, Pontianak, dan RSUD Ulin, Banjarmasin.

👁 1075 kali

Berita Terkait