Aceh Dicanangkan Sebagai Provinsi Telinga Sehat 2025

Kolase Foto Pencanangan Aceh sebagai Provinsi Telinga Sehat 2025 dalam rangkaian kegiatan Mega Bakti Kesehatan Nasional (MBKN) yang berlangsung pada Minggu, 3 Agustus 2025 di Banda Aceh.
Kolase Foto Pencanangan Aceh sebagai Provinsi Telinga Sehat 2025 dalam rangkaian kegiatan Mega Bakti Kesehatan Nasional (MBKN) yang berlangsung pada Minggu, 3 Agustus 2025 di Banda Aceh.
BANDA ACEH – Provinsi Aceh resmi dicanangkan sebagai Provinsi Telinga Sehat 2025 dalam rangkaian kegiatan Mega Bakti Kesehatan Nasional (MBKN) yang berlangsung pada Minggu, 3 Agustus 2025 di Banda Aceh. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Aceh dan Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher (PERHATI-KL) Cabang Aceh, didukung sejumlah rumah sakit, tenaga medis, dan berbagai elemen masyarakat.

Kadinkes Aceh, dr. Munawar, Sp.OG (K), yang mewakili Gubernur Aceh, saat membuka Pencanganan Provinsi Aceh sebagai Provinsi Telinga Sehat,
menyampaikan, Pemerintah Aceh memberi apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan MBKN yang menurutnya sangat strategis dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kesehatan telinga dan pendengaran.

"Gangguan pendengaran berdampak besar terhadap kualitas hidup dan produktivitas. Namun, sebagian besar kasus sebenarnya dapat dicegah. Karena itu, upaya promotif dan preventif harus dimulai dari rumah tangga hingga layanan kesehatan primer," ujar Munawar saat mewakili Gubernur Aceh, saat membuka Pencanangan Aceh Sebagai Provinsi Telinga Sehat.

Berdasarkan data WHO, lebih dari 1,5 miliar orang di dunia mengalami gangguan pendengaran, dan angka ini terus bertambah seiring paparan kebisingan lingkungan serta minimnya edukasi. Pencanangan Aceh sebagai Provinsi Telinga Sehat merupakan bentuk komitmen daerah dalam mendukung inisiatif Sound Hearing 2030 yang ditetapkan WHO—mengurangi 90% gangguan pendengaran yang dapat dicegah hingga tahun 2030.

Rangkaian Kegiatan MBKN Libatkan Masyarakat Luas
Dalam kegiatan MBKN 2025, berbagai program dilaksanakan secara paralel, mulai dari seminar ilmiah tentang deteksi dini keganasan kepala dan leher, edukasi higiene THT untuk pelaku UMKM dan ibu PKK, hingga pelatihan dokter kecil dan kader siswa sadar bising. Tak hanya itu, terdapat pula coaching clinic rinologi, workshop kegawatdaruratan THT, dan pemeriksaan gratis di sejumlah fasilitas layanan kesehatan.

Menurut panitia pelaksana, keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan kampanye ini. Program ini dirancang untuk menjangkau seluruh lapisan, mulai dari tenaga medis, peserta didik, hingga kelompok masyarakat umum.

Kadinkes Foto Bersama Pada Acara Pencanangan Aceh sebagai Provinsi Telinga Sehat 2025 dalam rangkaian kegiatan Mega Bakti Kesehatan Nasional (MBKN) yang berlangsung pada Minggu, 3 Agustus 2025 di Banda Aceh.Caption

"Kesehatan telinga tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab dokter spesialis. Peran keluarga sangat penting, termasuk menghindari kebiasaan buruk seperti memasukkan benda asing ke telinga atau mendengar musik dengan volume tinggi terlalu lama," tambah Munawar, yang hadir mewakili Gubernur.

Komitmen Pemerintah Aceh
Pemerintah Aceh menyatakan akan terus memperkuat sistem layanan kesehatan pendengaran melalui kebijakan yang mendukung program promotif-preventif. Salah satunya adalah mendorong agar layanan pemeriksaan dan edukasi kesehatan pendengaran tersedia di seluruh Puskesmas, termasuk di daerah terpencil.

Momentum MBKN ini juga diharapkan menjadi titik tolak perubahan perilaku masyarakat terhadap pentingnya kualitas pendengaran, serta menciptakan masyarakat Aceh yang sehat dan produktif menuju Indonesia Sehat Telinga 2030.

Sebagai penutup, atas nama Gubernur Aceh, Munawar menyampaikan harapan besar agar kegiatan ini tidak berhenti sebagai seremonial, melainkan menjadi awal dari gerakan kolektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Aceh, khususnya di bidang THT-BKL.

Talkshow Menyongsong Sound Hearing 2030

Panitia MBKN Aceh 2025 juga menggelar Talk Show “Menyongsong Sound Hearing 2030” yang membahas dua topik penting: “Membangun Layanan Pendengaran Primer: Sinergi PERHATI-KL, PGPKT, dan Kemenkes Menuju Sound Hearing 2030” dan “Indonesia Menyongsong Sound Hearing 2030 dan Program PGPKT”.

Talk show ini menjadi bagian dari Pencanangan Aceh sebagai Provinsi Telinga Sehat yang diresmikan oleh Gubernur Aceh, diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Munawar, Sp.OG(K). Tema besar yang diangkat adalah “Aceh Provinsi Telinga Sehat 2025 Menuju Sehat Telinga dan Pendengaran 2030”.

Talkshow tersebut menghadirkan beberapa Narasumber utama, diantaranya, Ketua PP PERHATI-KL, Dr. dr. Yussy Afriani Dewi, M.Kes, Sp.T.H.T.B.K.L., Subsp.Onk.(K), FICS, serta Ketua Komite Pusat Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (KP PGPKT), dr. Damayanti Soetjipto, Sp.T.H.T.B.K.L., Subsp.Rino.(K).

dr. Damayanti Soetjipto turut mendonasikan alat OAE (Oto Acoustic Emission) kepada Komite Daerah PGPKT Kota Banda Aceh, pada hari Minggu (3 Agustus 2025).

Pada kesempatan tersebut, dr. Damayanti Soetjipto turut mendonasikan alat OAE (Oto Acoustic Emission) kepada Komite Daerah PGPKT Kota Banda Aceh. Alat ini digunakan untuk mengukur fungsi koklea dan mendeteksi gangguan pendengaran pada bayi baru lahir maupun anak-anak, dengan metode non-invasif yang mudah digunakan. OAE berperan penting dalam skrining pendengaran sejak dini untuk mencegah dampak jangka panjang gangguan pendengaran.

“Melalui MBKN dan pencanangan ini, kita berharap pelayanan kesehatan telinga dan pendengaran semakin merata, terjangkau, dan berkualitas di seluruh wilayah,” ujar dr. Yussy Afriani Dewi.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian perayaan HUT PERHATI-KL yang jatuh pada 29 Oktober 2025, dengan dukungan penuh Pemerintah Provinsi Aceh dan berbagai mitra strategis.

👁 643 kali

Berita Terkait