Lindungi Kesehatan Warga Terdampak Bencana, Kita Perlu Perkuat Edukasi Kesehatan bagi Mereka

Tim dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes) Kementerian Kesehatan RI melalui Sub Klaster Promkes melakukan pemantauan dan penguatan edukasi kesehatan di sejumlah wilayah terdampak banjir di Provinsi Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen, pada 18–23 Desember 2025.
Tim dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes) Kementerian Kesehatan RI melalui Sub Klaster Promkes melakukan pemantauan dan penguatan edukasi kesehatan di sejumlah wilayah terdampak banjir di Provinsi Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen, pada 18–23 Desember 2025.

BANDA ACEH – Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes) Kementerian Kesehatan RI melalui Sub Klaster Promkes melakukan pemantauan dan penguatan edukasi kesehatan di sejumlah wilayah terdampak banjir di Provinsi Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen, pada 18–23 Desember 2025.

Sebelum meninjau sejumlah posko pengungsian, tim ini juga melapor ke HEOC Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, HEOC Dinkes Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen. Tim Promkes ini ikut melaksanakan koordinasi lintas sektor, edukasi “Tetap Sehat di Pengungsian” bagi anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia.

Tim ini juga melakukan pemasangan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), serta advokasi kepada pemerintah desa dan kader posyandu terkait perilaku hidup bersih dan sehat.

Hasil pemantauan di Kabupaten Bireuen menunjukkan 7 desa terdampak banjir, termasuk Gampong Meunasah Pulo dengan 1.942 jiwa terdampak. Diantara yang terdampak adalah dari kelompok rentan diantaranya 13 bayi, 86 balita, 10 ibu hamil, dan 315 lansia.

Menurut pantauan di lapangan, penyakit terbanyak yang ditemukan di pengungsian adalah batuk dan ISPA. Pelayanan kesehatan tersedia setiap hari. Namun, sejumlah Posyandu belum dapat beroperasi akibat kerusakan sarana dan kader yang ikut terdampak bencana, termasuk banyak ditemukan alat antropometri yang rusak.

Di Kabupaten Pidie Jaya, tim menemukan kondisi serupa, di antaranya keterbatasan sarana air bersih dan tempat sampah. Disamping itu juga belum tersedianya media KIE kesehatan di seluruh lokasi pengungsian, dan masih ditemukannya perilaku merokok di area pengungsian.

Selain itu, beberapa lokasi pengungsian berada dalam kondisi berlumpur dan berdebu yang meningkatkan risiko penyakit saluran pernapasan.

Berdasarkan hasil kegiatan tersebut, Sub Klaster Promkes Kemenkes RI merekomendasikan penguatan peran mitra, terutama dalam penyediaan sarana MCK, air bersih, fasilitas CTPS, tempat sampah, ruang ramah anak, media KIE kesehatan, masker, dan hygiene kit, serta penerapan Kawasan Tanpa Rokok di lokasi pengungsian, guna melindungi kesehatan masyarakat terdampak selama masa tanggap darurat.

Untuk melindungi kesehatan warga yang terdampak bencana, kita perlu memperkuat edukasi kesehatan kepada mereka. Terutama bagi mereka yang masih berada di pengungsian. Tugas kitalah untuk selalu mengedukasi mereka untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat. Setuju?

👁 892 kali

Berita Terkait