(BANDA ACEH, 29/05) -- Tim krisis kesehatan dari Kalimantan Timur berkunjung ke Aceh untuk melakukan kaji tiru klaster kesehatan dalam penanggulangan Bencana di Provinsi Aceh. Rombongan yang dipimpin oleh Kadinkes Provinsi Kalimantan Timur ini tiba di Gedung Bapelkes Aceh pada Rabu (29/05) pagi.
Tim ini berkunjung ke Aceh untuk menggali pengalaman Aceh dalam menangani bencana Gempa dan Tsunami yang pernah melanda provinsi ini pada tahun 2004 silam. Selain itu juga pengalaman Aceh yang pernah eksis dengan kehadiran PSC 119 beberapa waktu lalu. Disamping juga pengalaman Aceh dalam mengelola klaster kesehatan saat terjadi krisis/bencana terjadi.
Kehadiran peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan yang mewajibkan seluruh kabupaten/kota untuk dapat membentuk Klaster Kesehatan.
Kegiatan kaji tiru ini berlangsung dalam suasana keakraban dan penuh kehangatan di Aula lantai 6, Gedung Bapelkes Aceh pada Rabu (29/05/2024). Kedua kepala dinas juga tampak saling bertukar cindera mata dalam pertemuan tersebut.
Kadinkes Aceh, dr. Munawar, Sp.OG (K) menyebut jika kehadiran Klaster kesehatan saat terjadi krisis sangat penting keberadaannya. Klaster kesehatan ini nantinya akan berperan dalam penanggulangan krisis kesehatan, baik pada saat Pra Krisis Kesehatan, saat Krisis Kesehatan (Tanggap Darurat) maupun Pasca Krisis.
"Klaster Kesehatan harus disiapkan pada saat pra-krisis kesehatan dan akan aktif pada saat tanggap darurat krisis Kesehatan, Selain klaster Kesehatan, ada Tim Kesehatan lainnya yang dibentuk dalam penanggulangan krisis Kesehatan akibat bencana yaitu Emergency Medical Tim (EMT), tim Kaji Cepat Masalah Kesehatan/Rapid Health Assessment (RHA), dan Tim Respon Cepat Kesehatan Masyarakat/Public Health Rapid Response Team(PHRRT)", papar Kadinkes Aceh, dr. Munawar, Sp.OG (K).
Munawar menambahkan jika saat ini Aceh sudah mempunyai SK Klaster Kesehatan dan SK Emergency Medical Tim (EMT). Sedangkan dari 23 kabupaten/kota yang ada di Aceh, 18 kabupaten/kota diantaranya sudah mempunyai SK klaster sampai dengan tahun 2023.
Disamping itu, Dinkes Aceh juga telah melaksanakan pertemuan workshop pembentukan EMT serta peningkatan kapasitas Tim EMT ini.
Saat terjadi krisis Kesehatan akibat bencana di Aceh, Dinas Kesehatan menurunkan Tim Kesehatan RHA dan EMT untuk melaksanakan pelayanan Kesehatan di daerah yang terdampak krisis Kesehatan Akibat Bencana.
Pada Kesempatan ini, Kadinkes Aceh juga berharap agar pertemuan tersebut bisa menjadi sarana untuk berbagi pengalaman dan saling sharing ilmu yang berkaitan dengan penanggulangan krisis Kesehatan akibat bencana dari daerah masing-masing.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur (Kaltim) dr. H. Jaya Mualimin, Sp. KJ, dalam sambutannya pada pertemuan tersebut mengatakan jika Aceh dan Kaltim memang memiliki karakteristik bencana berbeda.
"Kami di Kaltim, bencananya banjir, karena di sana ada sungai besar yang membelah Kaltim yaitu sungai Mahakam. Adanya warga yang melakukan perambahan hutan, salah satunya dampaknya seringnya menyebabkan banjir di sana. Berbeda dengan Aceh, yang sering terjadi gempa. Tadi malam pun saat kami tiba di Aceh, langsung disambut dengan gempa sebesar 6,2 skala Richter yang cukup membawa kami kaget", ujar Mualimin.
Dalam kesempatan tersebut, Kadinkes Kaltim itu, memohon bimbingan dan berbagi tips dan pengalaman kepada Aceh dalam pengelolaan tim krisis kesehatan.
"Mohon bimbingan, bagi kami tips dan pengalaman, aturan yang ada di daerah maupun provinsi agar pengelolaan tim krisis ini dapat berjalan secara efektif dan efisien, karena memang ini adalah SPM utama kami di Provinsi (Kaltim)", harap Mualimin.
Mualimin juga berpesan kepada tim yang dibawanya ke Aceh untuk menanyakan langsung, terkait dengan tusinya tim krisis kesehatan, termasuk bagaimana pengelolaannya di lapangan. Ia juga berharap agar mulai tahun depan, sudah bisa memenuhi anggaran untuk operasional sehingga memudahkan tim ini dalam bekerja dilapangan.
"Dan di tahun depan, mudah-mudahan juga akan kami ajukan penganggarannya, sehingga mudah dalam melakukan kegiatan", harap Kadinkes Kalimantan Timur itu.
👁 960 kali