Ke Pedalaman Jamat, Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak, Berikan Layanan Kesehatan Gratis Kepada Warga

(Takengon, 07/04/2021) | Turun ke Jamat, Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (PKB DTPK) dinas kesehatan Aceh bersama dinas kesehatan Aceh Tengah bahu-membahu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah pedalaman Aceh Tengah itu.

Di Jamat kegiatan dipusatkan di gedung SD Negeri Linge, di pedalaman Aceh Tengah itu pada (Rabu, 07/04).

Koordinator lapangan, tim Pelayanan kesehatan bergerak Dinkes Aceh, dr. Rais Husni Mubarrak menjelaskan bahwa ada sejumlah layanan kesehatan yang diberikan kepada warga diantaranya adalah pelayanan dokter spesialis, penyuluhan kesehatan, screening penyakit metabolik, pelayanan kesehatan telinga hidung dan tenggorokan, dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

Rais menambahkan bahwa untuk tahun ini program PKB-DTPK direncanakan berkelanjutan, untuk tempat yang sama tim akan turun lebih dari satu kali tahun ini, agar layanan kesehatan kepada masyarakat terpencil dan pedalaman lebih maksimal.

Selain di Jamat, kegiatan yang sama juga direncanakan dilaksanakan di desa Umang, Aceh Tengah pada Kamis (08/04) besok.

Drg. Muklis, salah seorang dokter gigi yang bergabung dalam tim Pelayanan Kesehatan Bergerak Dinas Kesetan Aceh selain memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat Jamat, juga ikut memberikan penyuluhan kesehatan gigi kepada murid-murid SD Negeri 10 Linge.

Selesai penyuluhan, Tim PKB-DTPK Aceh juga membagi-bagikan odol dan sikat gigi kepada murid sekolah dasar setempat. Tim juga membagikan masker, biskuit dan susu UHT kepada mereka.

Masyarakat yang datang berobat berasal dari Delung Skinel, Reje Payung, Kuta Reje, dan dari desa Jamat sendiri. Pengobatan kali ini dipusatkan di SD Negeri 10 Linge, di pedalaman Aceh Tengah.

Drg. Mukhlis saat penyuluhan gigi, mengajak murid-murid sekolah dasar setempat untuk rajin menggosok gigi 2 kali setiap hari, setiap pagi dan malam hari.

"Sikat gigi itu penting dilakukan sejak dini, untuk mencegah kerusakan gigi seperti gigi berlubang yang sangat sering kita temukan pada anak-anak yang jarang menggosok gigi", Jelas drg. Mukhlis, yang sehari- hari bekerja di poli gigi RSUDZA Banda Aceh.

Sementara itu komda PGKT dan PERHATI-KL Aceh yang ikut dalam kegiatan ikut berpartisipasi dengan pemeriksaan THT dan KL. Termasuk penyuluhan kesehatan telinga dan pendengaran, bersih-bersih telinga dan pemasangan alat bantu pendengaran.

"Alhamdulillah, hari ini kita juga membantu pemasangan alat bantu dengar kepada salah seorang warga disini yang terkendala masalah pendengaran", sebut dr. Azwar, Sp. THT-KL FICS, beliau adalah salah satu dokter spesialis THT yang didatangkan dari Banda Aceh untuk memberikan pelayan kesehatan kepada warga dipedalaman Aceh Tengah itu.

Selain dr. Azwar, ada juga dr. Lily Setiani, Sp. THT-KL FICS yang sering terpantau bergabung dalam tim Pelayanan Kesehatan Bergerak Dinas Kesehatan Aceh.

Pasien yang diberikan alat bantu dengar, merasa sangat terbantu dan bersyukur atas bantuan alat bantu dengar yang diberikan. Ia mengaku setelah dipasang alat bantu dengar, ia sudah bisa mendengar dengan lebih baik.

Disisi lain, tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Aceh Tengah, juga terpantau ikut screening penyakit tidak menular kepada warga setempat, termasuk pemeriksaan gula darah, cek kolestrol dan indeks massa tubuh.

Untuk mencegah penularan Covid-19 kepada masyarakat/ pengunjung diharapkan untuk tetap mengikuti protokol kesehatan dengan mencuci tangan dengan menjaga jarak dan menggunakan masker.

Topografi Jamat

Kemukiman Jamat merupakan kemukiman yang berada di kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah yang termasuk wilayah terpencil, letaknya lumayan jauh yaitu lebih dari 70 km dari ibukota kabupaten, berada di paling ujung timur wilayah kecamatan Linge. Berbeda dengan desa lain di kabupaten Aceh Tengah yang rata-rata berada pada ketinggian diatas 1.000 meter diatas permukaan laut.

Desa Reje Payung, yang menjadi pusat lokasi kegiatan, adalah sebuah desa dikemukiman Jamat yang berada persis di pinggiran sebuah sungai besar yang bermuara di Arakundo dan Lhok Nibong, Aceh Timur ini berada pada elevasi dibawah 600 meter diatas permukaan laut. Itulah sebabnya suhu udara di desa ini relatif panas dan beberapa jenis tanaman dataran rendah seperti kelapa, durian dan rambutan dapat tumbuh baik disini.

 Untuk menuju ke lokasi kegiatan yang dipusatkan di Kemukiman Jamat ini, rombongan harus melalui medan jalan terjal yang lumayan mengguncang perut selama hampir 3 jam dengan kontur daerah yang berbukit dan bergunung-gunung.

 

👁 641 kali

Berita Terkait