Capaian 'Imunisasi Kejar' di Luar Jawa Bali Masih Rendah, Kemenkes Minta Terus Digenjot

(Jakarta, 02/12) -- Semua propinsi di Indonesia diminta melanjutkan imunisasi kejar baik Polio, Pentavalen DPT, HB-HiB, maupun Campak rubella. Hal ini menyusul capaian imunisasi kejar yang berlangsung sejak bulan Mei hingga November 2022.

Imunisasi Kejar adalah imunisasi tambahan untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang masih rendah, sehingga anak anak dapat terlindungi dari kematian dan kecacatan akibat penyakit.

Sebanyak 72,7% atau 26,5 juta anak indonesia mendapatkan imunisasi kejar campak rubella dari target anak 36,4 Juta. Dimana proporsi terbanyak disumbang dari regional Jawa-Bali sebesar 97,9% dari seluruh capaian. Sementara 27 propinsi lain di luar jawa bali sebesar 63,9%.

''Imunisasi kejar capaiannya bervariasi. Namun kalau kita lihat secara umum di luar propinsi Jawa-Bali. Untuk imunisasi kejar untuk OPV, IPV, dan pentavalen capaiannya masih sangat rendah. OPV 33,6%, IPV 23,8%, dan pentavalen 30,2%,'' ujar Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi dr. Prima Yosephine saat memberikan keterangan pers secara virtual di Jakarta, Jumat (2/12).

Sementara, lanjut dr. Prima menjabarkan untuk regional Jawa Bali, capaian imunisasi kejar polio tetes atau OPV sebesar 84,6%, sudah berhasil mencapai target. Begitu juga dengan imunisasi pentavalen mencapai 91,3%. Namun demikian, regional ini belum bisa mencapai target imunisasi kejar polio suntik IPV, yang baru mencapai 77,3%.

Lebih lanjut, dr. prima menjelaskan secara rinci capaian imunisasi di tiap tiap propinsi. Capaian imunisasi campak-rubella semua propinsi di regional Jawa-Bali yang sudah bisa mencapai target 95% meliputi propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta,dan Jawa Timur. Sementara hanya satu propinsi di luar Jawa-Bali yang bisa mencapai target 95% yaitu provinsi Sulawesi Selatan.

Capaian masing masing propinsi untuk imunisasi kejar polio dari target 80%, untuk di luar regional Jawa dan Bali baru tiga propinsi yang mampu memenuhi yaitu kepulauan Riau, Sumatera Selatan, dan Lampung. Sementara untuk Regional jawa-bali hanya propinsi DKI Jakarta yang belum mencapai target.

Demikian hal nya untuk capaian imunisasi polio suntik (IPV), dimana hanya propinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Timur yang sudah memenuhi target, sementara 29 propinsi lainnya belum.

Sementara untuk capaian imunisasi kejar pentavalen DPT, HB-Hib selain Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Timur, ada tiga propinsi di luar regional Jawa-Bali yang sudah memenuhi target yaitu Lampung, Kepulauan Riau, dan Sumatera Selatan.

Prima mengatakan yang perlu kita lakukan sekarang mengingat kita sudah ada KLB Polio di Aceh saat ini dan cakupan imunisasi Polio di semua propinsi belum mencapai target 95%, maka kami sudah menghimbau berdasarkan SE Dirjen P2P untuk semua propinsi melanjutkan imunisasi kejar polio khususnya dan memastikan semua sasaran balita 12-59 bulan harus mendapatkan dosis polio tetes 4 dosis dan 1 dosis untuk imunisasi polio suntik.

Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang dilaksanakan sejak bulan Mei merupakan upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk menyikapi adanya gap imunitas serta memperkecil kemungkinan terjadinya perluasan Kejadian Luar Biasa atau peningkatan kasus yang bisa dicegah dengan Imunisasi.

Pada tahap pertama BIAN dilaksanakan pada bulan Mei untuk 27 propinsi di luar regional Jawa dan Bali. Sementara putaran kedua dilaksanakan pada bulan Agustus untuk propinsi di Regional Jawa dan Bali.

''Sebagai tindak lanjut semua propinsi harus melanjutkan imunisasi kejar polio khususnya dan memastikan semua sasaran balita 12-59 bulan harus mendapatkan dosis polio tetes 4 dosis dan 1 dosis untuk imunisasi polio suntik,'' jelas dr. Prima.

Propinsi dan Kabupaten/Kota juga harus melanjutkan imunisasi kejar untuk pentavalen DPT, HB-Hib dan campak rubella bagi semua anak anak yang berusia dibawah 5 tahun yang belum atau tidak lengkap status imunisasinya, sampai akhir tahun, lanjutnya

Upaya lainnya dengan menggandeng berbagai lintas sektor untuk bisa membantu mobilisasi masyarakat agar mau dan mampu melengkapi vaksinasi anak. Terutama untuk polio suntik karena saat ini KLBnya polio tipe 2 yang pencegahannya hanya ada di imunisasi IPV. ujar dr. Prima

👁 1616 kali

Berita Terkait