BANDA ACEH - Para ibu hamil dan menyusui sangat dianjurkan untuk mengoptimalkan kualitas 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) janinnya sampai si bayi berusia dua tahun.
Seribu hari pertama kehidupan (1.000 HPK) itu merupakan fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia dua tahun (730 hari).
Pada periode inilah organ-organ vital (otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya) mulai terbentuk dan terus berkembang.
Periode emas ini akan sangat menentukan derajat kesehatan dan perkembangan kecerdasan si anak kelak.
Makanya, optimalkan investasi pada fase 1.000 HPK ini, mengingat periode ini tak akan tergantikan dan tidak dapat diulang.
Demikian sari pendapat tiga narasumber yang tampil pada Talkshow Radio dalam Rangka Merayakan Hari Ibu 2022 di Studio Serambi FM, Sabtu (24/12/2022) sore.
Ketiga narasumber itu adalah Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Aceh, dr Sulasmi MHSM; Nutrition Officer Unicef Perwakilan Aceh, dr Natassya Phebe; dan Ketua Pokja IV Tim Penggerak PKK Banda Aceh, Siti Fatimah STP.
Talkshow yang dipandu Wartawan Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika itu terselenggara atas kerja sama Unicef Perwakilan Aceh dan Flower Aceh sebagai mitra pelaksana, serta Dinkes Aceh dan Tim Penggerak PKK Kota Banda Aceh.
Karena dilaksanakan dalam rangka Hari Ibu, talkshow ini mengusung tema Dukung, Lindungi, dan Sayangi Ibu demi 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
Dokter Sulasmi mengingatkan jangan sampai salah menghitung HPK.
Seribu HPK itu bukan dihitung sejak bayi lahir (hari kelahiran), melainkan sejak janin hidup di dalam rahim ibunya.
"Jadi, 1.000 HPK itu adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan bayi berusia dua tahun (730 hari).
Nah, kalau ditotal jumlahnya 1.000 hari," sebut Sulasmi.
Menurutnya, pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung secara cepat, yaitu selama tahun pertama dan kedua usia anak.
Fase ini memerlukan perhatian khusus.
"Kalau ingin anak tumbuh sehat dan tidak stunting, maka golden period 1.000 HPK inilah yang harus dijaga momentumnya.
Lengkapi dan penuhi semua hak-hak janin dan ibunya pada periode yang amat penting dan menentukan ini," kata Sulasmi.
Dokter Natassya menambahkan, 1.000 HPK ini merupakan fase krusial karena pada periode ini berlangsung perkembangan cepat seorang manusia.
Termasuk volume maupun fungsi otaknya.
Pada periode ini terjadi perkembangan sel-sel otak yang sangat cepat dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf plus cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks.
Perkembangan otak ini hampir sempurna, yaitu mencapai 80 persen, sehingga akan menentukan kualitas manusia di masa depan.
"Dan momentum itu tidak bisa diulang.
Jadi, kalau mau investasi untuk masa depan anak, berinvestasilah pada fase 1.000 HPK itu," kata Tasya.
Tasya juga mengingatkan bahwa semua layanan yang dibutuhkan bayi bisa didapatkan di posyandu dan itu gratis.
Menurut Tasya, buku KIA harus pula dimiliki oleh setiap bumil karena semua informasi yang diperlukan untuk proses tumbuh kembang anak, gizi seimbang, dan imunisasi dasar lengkap ada di situ.
Ia juga sangat sependapat dengan pernyataan Dokter Sulasmi bahwa saat ini seorang ibu hamil tidak saja harus diprioritaskan untuk hidup sehat, tetapi juga bahagia.
"Sehat bermakna terstandar semua aspek kesehatannya, sedangkan bahagia bisa didapat saat ibu saling 'caring' dan 'sharing' terutama di dalam kelas bumil," katanya.
Tasya menambahkan, Unicef sangat mendukung penyelenggaraan kelas ibu hamil (bumil).
Di kelas seperti ini bisa dilakukan praktik menyusui bersama, demo pemorsian makanan, dan pemodelan komunikasi, informasi, serta edukasi (KIE).
Sementara itu, Siti Fatimah mengatakan, di PKK pun program-program untuk membuat ibu sehat dan bahagia juga menjadi prioritas.
Demikian juga halnya dengan pola asuh yang membuat anak tumbuh kembang secara ideal.
Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang selama kehamilan juga menjadi komitmen ibu-ibu pengurus PKK Kota Banda Aceh.
Ia tambahkan, untuk menjadi ibu yang bijak dan cerdas harus didukung oleh pengetahuan dan keterampilan.
"Kami di PKK juga sangat mendukung program-program yang dirancang dan dilaksanakan oleh dinas kesehatan.
Selain itu, PKK senantiasa mendukung upaya pengurangan stunting dan pencegahan polio melalui melalui imunisasi dasar lengkap pada bayi," demikian Siti Fatimah.
👁 3106 kali