Imunisasi MR dicanangkan Serentak di Sejumlah wilayah, Targetkan 1,5 Juta Anak di Aceh

Hari ini (Rabu, 1 Agustus 2018) merupakan awal dimulainya imunisasi MR untuk wilayah pulau Jawa, termasuk di Aceh. Pelaksanaan imunisasi ini akan berlangsung selama dua bulan penuh,  dari Agustus - September 2018.

Di Provinsi Aceh Imunisasi MR dicanangkan serentak di sejumlah wilayah. Imunisasi ini targetkan 1,5 Juta terimunisasi di provinsi ini. Di Kota Banda Aceh pencanangan dipusatkan di Taman Sari, Banda Aceh. Sementara dari Pidie Jaya dilaporkan, pencanangan imunisasi MR dipusatkan di SDN 1 Ulee Glee, Bandar dua Pidie Jaya. Pencanangan Imunisasi MR di Pidie Jaya ikut dihadiri oleh wakil bupati Pidie Jaya, H.Said Mulyadi, SE, M.Si.

Dari Aceh Tenggara dilaporkan pencanangan imunisasi MR dipusatkan di Di SDN 1 Kuta Cane, yang ikut dihadiri oleh Wakil bupati Aceh Tenggara, Bukhari. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Polres Aceh Tenggara, Perwakilan Dandim,MPU, Kadisdikpora dan juga ikut dihadiri oleh tim penggerak PKK dari kabupaten tersebut.

Dari Abdya dilaporkan, pencanangan imunisasi MR berlangsung di kompleks MTsN Susoh Abdya. Wakil Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Muslizar MT mengajak semua elemen masyarakat untuk proaktif menyukseskan imunisasi Measles Rubella (MR) di Kabupaten tersebut. 

Dalam sambutannya Wabup Muslizar MT, menyatakan bahwa pemerintah Abdya berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak dan pengendalian penyakit kecacatan yang disebabkan oleh infeksi rubella saat kehamilan. Untuk itu, wabup memerintahkan kepada petugas untuk memastikan semua anak terimunisasi. "Sisir semua desa hingga kedusun, pastikan semua anak terimunisasi. Jangan sampai adaanak yang tidak mendapat imunisasi MR ini", perintahnya. 

Dari Kota Langsa dilaporkan, Pencanangan Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR) di Kota Langsa berlangsung meriah di Lapangan Merdeka Kota Langsa yang dihadiri oleh Walikota Langsa Tgk. Usman Abdullah.

Usman Abdullah menegaskan, sudah menjadi kewajiban semua pihak untuk memberikan imunisasi yang merupakan hak anak. “Kita semua berkewajiban untuk memberikan hak anak untuk imunisasi dengan memberikan imunisasi dasar pada masa bayi dan imunisasi lanjutan pada masa kanak-kanak dan dewasa,” katanya.

Di samping itu, lanjutnya, anak-anak juga perlu mendapatkan imunisasi tambahan untuk menutup kesenjangan antibodi yang ada di masyarakat, mencegah kejadian luar biasa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan juga untuk mendukung pencapaian target eliminasi dan eradikasi penyakit tertentu. “Tentu saja, Pemerintah harus menjamin pelayanan imunisasi yang diberikan harus berkualitas, menggunakan vaksin yang aman dan efektif,” imbuhnya.

Dari Pidie diperoleh Laporan, untuk menyukseskan imunisasi Campak dan Rubella ini,  Bupati Pidie Roni Ahmad, (abusyik) langsung turun tangan mendampingi petugas medis melakukan imunisasi massal campak dan rubella di SD Negeri Pasi Rawa Kecamatan kota Sigli. Kegiatan itu merupakan bagian dari kampanye imunisasi measles rubella (MR) tingkat Kabupaten Pidie.

Tujuan imunisasi MR ini adalah meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap penyakit campak dan rubella secara cepat; memutuskan transmisi (penularan) virus campak dan rubella; menurunkan angka kesakitan akibat penyakit campak dan rubella; serta menurunkan angka kejadian sindrom rubella kongenital atau CRS (Congenital Rubella Syndrome) .

Vaksin MR ini merupakan vaksin yang baru digunakan di Indonesia dan disubsidi oleh pemerintah, yang berarti diberikan secara gratis kepada masyarakat. Vaksin ini untuk mencegah penyakit measles (campak) dan Rubella.

Penyakit campak disebabkan oleh virus morbili dengan gejala demam tinggi beberapa hari, disertai batuk dan pilek, juga mata memerah. Selanjutnya diikuti dengan munculnya ruam kemerahan mulai dari leher dan wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Demam kemudian akan turun setelah ruam merah memenuhi badan. Ruam akan menghilang pelan-pelan dan tanpa bekas. Penyakit campak ini bisa menimbulkan komplikasi berupa radang paru, radang otak, radang telinga, diare, dan dehidrasi, serta berisiko kematian.

Gejala penyakit Rubella hampir sama dengan campak, akan tetapi jauh lebih ringan. Malah pada 50% kasus rubella tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi tingkat penularannya sangat tinggi. Sama halnya dengan penyakit campak, virus rubella ini menular lewat saluran pernafasan, melalui percikan dahak atau bersin. Namun apabila virus rubella ini menyerang ibu hamil, maka efeknya sangat berat. Si Ibu bisa mengalami keguguran ataupun bayi yang dilahirkan bisa mengalami kecacatan.

Kecacatan yang timbul ini bisa berupa penyakit jantung bawaan (bocor jantung), kerusakan jaringan otak yang bisa menyebabkan kelumpuhan ataupun retardasi mental, katarak kongenital (terdapat selaput putih di lensa mata), dan gangguan pendengaran atau tuli. Kondisi begini yang dinamakan dengan CRS.

Beban yang harus ditanggung bila ada penderita CRS ini sangatlah besar. Bila terjadi katarak kongenital harus dilakukan operasi dan menggunakan kacamata sejak bayi. Ketulian yang terjadi perlu dilakukan operasi dan implantasi alat bantu dengar. Kerusakan jaringan otak menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang sehingga diperlukan fisoterapi seumur hidup. Kelainan jantung harus menjalani operasi jantung. Selain dibutuhkan biaya ratusan juta juga beban nonmaterial seumur hidup bagi orang tua.

Target pemberian vaksin MR ini adalah mulai bayi usia 9 bulan sampai anak usia 15 tahun. Pelaksanan pemberian vaksin MR ini akan dilakukan dua tahap. Pada bulan Agustus pelaksanaan dilakukan di sekolah sekolah seluruh Aceh, mulai dari PAUD, TK, SD dan SMP. Sedangkan pada September target penerima vaksin MR adalah bayi atau anak yang belum/tidak sekolah. Nantinya setelah pelaksanaan imunisasi program ini, pada Oktober tidak ada lagi vaksin campak tapi sudah berganti dengan vaksin MR dengan jadwal pemberian yang sama, yaitu usia 9 bulan, 18 bulan dan saat kelas 1 SD.

Waspadai Isu Negatif menjelang Pelaksaan Imunisasi

Miris, setiap pemerintah menjalankan imunisasi program, maka terlihat pula semakin gencarnya penolakan dari para antivaksin. Yang memprihatinkan adalah mereka dengan gencar menyebarkan berita sesat seputar imunisasi dan kemudian ditelan bulat-bulat oleh masyarakat, tanpa mencari tahu sumbernya valid atau tidak. Isu yang masih sangat gencar dihembuskan adalah ketidakhalalan vaksin termasuk vaksin MR ini. Padahal bila kita melihat kandungan dari vaksin MR ini sama sekali tidak menggunakan bahan yang haram dalam arti sama sekali tidak bersinggungan dengan enzim babi, seperti informasi yang disebarluaskan.

Kandungan vaksin MR, yaitu berupa virus campak Edmonston-Zagerb 1000 CCID 50, dan virus Rubella Wistar RA27/3 1000 CCID50, serta water for injection . Jadi murni kandungannya adalah virus campak dan rubella yang sudah dilemahkan. Vaksin MR ini sudah lama sekali dipakai oleh negara-negara lain termasuk juga negara Islam seperti Saudi Arabia, Qatar, Mesir, Oman, Pakistan, Sudan dan lain-lain. Di negara tersebut malah sudah menggunakannya sejak 1970-an, yang berarti lebih dari 40 tahun lalu.

👁 774 kali

Berita Terkait