Komisi IX DPR RI Dorong Percepatan Pembangunan Rumah Sakit Regional di Aceh

Plh. Kadinkes Aceh, Ferdiyus, SKM, M.Kes saat mendampingi kunjungan kerja Anggota Komisi IX meninjau pelayanan Kesehatan di RSUDZA Banda Aceh pada Senin (6/10/2025).
Plh. Kadinkes Aceh, Ferdiyus, SKM, M.Kes saat mendampingi kunjungan kerja Anggota Komisi IX meninjau pelayanan Kesehatan di RSUDZA Banda Aceh pada Senin (6/10/2025).

(BANDA ACEH) -- Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan kerja reses ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Senin (6/10/2025).

Kunjungan tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, drg. Putih Sari, bersama sejumlah anggota komisi, dan diterima langsung oleh Pelaksana Harian (Plh.) Direktur RSUDZA, dr. Arifatul Khorida, MPH, FISQua.

Selama kunjungan, rombongan meninjau berbagai fasilitas rumah sakit, berdialog dengan pasien dan tenaga medis, serta menyerap aspirasi terkait kondisi pelayanan kesehatan di lapangan.

Anggota Komisi IX DPR RI Arzetti Bilbina menyoroti tingginya lonjakan pasien di RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh, yang kini menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan besar untuk seluruh provinsi. Ia menilai kondisi tersebut menunjukkan mendesaknya pembangunan rumah sakit regional di lima wilayah utama Aceh agar pelayanan kesehatan masyarakat dapat lebih merata dan efisien.

“Rumah sakit ini memang besar, dengan 800 tempat tidur, tapi tetap tidak mencukupi. Dari 23 kabupaten/kota, pasien semuanya dirujuk ke sini. Ini menunjukkan urgensi percepatan pembangunan rumah sakit regional yang ada di 5 Kabupaten/Kota di Aceh,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa Komisi IX DPR RI bersama Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan akan berupaya mencarikan solusi konkret atas permasalahan ini. Salah satunya dengan mendorong pemerintah pusat mempercepat pembangunan dan penguatan fasilitas rumah sakit regional di Aceh.

Perlu Peningkatan Sarana & Prasarana

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, drg. Putih Sari, menilai RSUDZA memiliki peran strategis sebagai rumah sakit rujukan utama di Provinsi Aceh. Namun, Ia menilai masih diperlukan peningkatan sarana, prasarana, dan peralatan medis agar layanan dapat semakin optimal.

“Kami melihat langsung berbagai fasilitas dan kondisi pelayanan di RSUDZA. Memang perlu ada peningkatan, baik dari sisi peralatan maupun sarana. Ini menjadi harapan besar dari pihak rumah sakit," ujarnya. Meski begitu, Putih Sari tetap mengapresiasi kinerja RSUDZA yang dinilai telah memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

“Banyak hal positif yang sudah dilakukan rumah sakit ini. Kami juga berbincang dengan pasien dan sebagian besar mengaku puas terhadap pelayanan yang diberikan," tambahnya.

Dalam dialog bersama pasien, terungkap sejumlah kendala, terutama terkait jauhnya akses layanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah pedalaman Aceh. Banyak pasien dari daerah terpencil harus menempuh perjalanan panjang ke Banda Aceh karena fasilitas kesehatan di kabupaten/ kota belum memadai.

“Keluhan terbesar dari pasien adalah jauhnya perjalanan ke rumah sakit rujukan ini. Mereka berharap bisa mendapatkan layanan kesehatan yang baik di daerah sendiri tanpa harus datang jauh ke Banda Aceh,” kata Putih Sari.

Menanggapi hal tersebut, Komisi IX menilai pentingnya pemerataan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Aceh, termasuk penguatan peran puskesmas dan rumah sakit daerah, termasuk rumah sakit Regional.

Kunjungan Komisi IX DPR RI ke RSUD dr. Zainoel Abidin merupakan bagian dari rangkaian reses pengawasan di sektor kesehatan, untuk memastikan kesiapan fasilitas pelayanan, kapasitas SDM, serta efektivitas sistem rujukan antarwilayah dalam mendukung pemerataan layanan kesehatan nasional.

👁 26 kali

Berita Terkait