Sekda Minta Petugas Kesehatan Gunakan Pendekatan Humanis Untuk Sosialisasi Pentingnya Imunisasi Anak

(Lhoksukon, 19/05) – Kesuksesan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah kunci sukses menekan penyebaran campak, polio, pertusis, rubela, difteri, hepatitis B, pneumonia dan meningitis.

Oleh karena itu, sosialisasi efektif dan pendekatan humanis dari para petugas kesehatan menjadi penting untuk membangun kesadaran masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah, dalam sambutannya pada acara pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional tahun 2022 untuk tingkat Aceh, yang dipusatkan di Dayah Putra Nurul Huda Paloh Gadeng, Kamis (19/5/2021).

“Para petugas imunisasi, para tenaga kesehatan harus mampu menjelaskan dengan bahasa yang sederhana tentang pentingnya vaksinasi ini kepada masyarakat, agar masyarakat paham dan mengantarkan anak-anaknya ke gerai vaksinasi yang ada,” ujar Sekda.
Akumulasi anak dalam jumlah tertentu yang tidak mendapat imunisasi rutin lengkap, mengakibatkan tidak terbentuknya kekebalan kelompok atau Herd Immunity.
Hal ini berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) bahkan wabah.

Di awal tahun 2022, telah terjadi peningkatan kasus campak rubela yang signifikan di awal tahun 2022. Selain itu, kasus difteri yang dilaporkan juga semakin meningkat. Di tahun 2022, sudah 20 provinsi yang melaporkan peningkatan kasus difteri. Bila tidak ditangani serius, maka penularan penyakit ini akan semakin meluas.

Jika gagal, maka Indonesia dan Aceh akan berisiko gagal mencapai target eliminasi Campak rubela pada tahun 2023, gagal mempertahankan Indonesia Bebas Polio yang telah dicapai sejak 2014.

“Oleh karena itu, Bulan Imunisasi Anak Nasional merupakan solusi untuk mencegah meluasnya berbagai virus tersebut. Imunisasi Campak Rubela ini akan menyasar anak-anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Mari kita sukseskan bersama,” imbau Sekda.

Bulan Imunisasi Anak Nasional terdiri dari 2 kegiatan, yaitu Imunisasi tambahan (Campak Rubela), dan Imunisasi kejar/catch up (OPV: polio tetes, IPV: Polio suntik, dan DPT-HB-Hib: Difteri Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemofilus Influenza). Imunisasi kejar berupa pemberian satu atau lebih jenis imunisasi untuk melengkapi status imunisasi dasar maupun lanjutan bagi anak yang belum menerima dosis vaksin sesuai usia.

Imunisasi tambahan adalah pemberian 1 dosis imunisasi Campak-Rubela tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Nantinya, kegiatan BIAN dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit/klinik TNI dan Polri, Klinik, Praktik Dokter Swasta, Tempat Praktik Mandiri Bidan dan Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Selain di fasilitas pelayanan kesehatan, BIAN juga dapat dilakukan di pos pelayanan imunisasi seperti Pos pelayanan di sekolah atau satuan pendidikan maupun pesantren dan Pos pelayanan komunitas seperti di Posyandu.

“Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan memfasilitasi terselenggaranya Bulan Imunisasi Anak Nasional tingkat Aceh ini. Semoga usaha dan kerja keras kita memperoleh hasil maksimal dan mendapat ridha dari Allah,” pungkas Sekda.

Sementara iti, pimpinan Dayah Darul Huda Paloh Gadeng Tgk H Zunuwanis, dalam sambutannya menegaskan dukungannya atas upaya Pemerintah melindungi masyarakatnya melalui pencanangan BIAN ini.

Kami warga Dayah Paloh Gadeng, sangat mendukung dan mengapresiasi apa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh melalui pencanangan imunisasi ini, karena ini adalah salah satu upaya membentuk kekebalan untuk mencegah dari paparan virus ini,” ujar Tgk Zunuwanis.

Dayah Darul Huda Paloh Gadeng didirikan pada tahun 1987, saat ini Dayah Paloh Gadeng mampu menampung santri sebanyak 2.500 santriwan dan santriwati.

Pencanangan BIAN di Dayah Daru Huda Paloh Gadeng juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Zahrol Fajri, Kadinkes Aceh Utara Amir, Ketua TP PKK Aceh Utara Cut Ratna.

👁 1706 kali

Berita Terkait