Aceh Besar – Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Aceh, Dyah Erti Idawati, mengajak meminta masyarakat untuk mewaspadai gejala-gejala penyakit TBC atau Tuberkulosis. Penyakit infeksi itu, kata Dyah, adalah penyakit menular yang menyerang organ tubuh terutama paru-paru. Apabila tak diobati dengan pengobatan yang tuntas, TBC akan menimbulkan kompilasi berbahaya hingga menyebabkan kematian.
“Penularannya (Tuberkulosis) sangat cepat dan sangat gampang menular,” kata Dyah saat mengikuti kegiatan bakti sosial memperingati Hari TBC Sedunia di Gampong Meunasah Kulam Kecamatan Krueng Raya, (Sabtu, 23/03/2019).
Kepada puluhan warga Krueng Raya, Dyah memaparkan ada beberapa hal yang harus diwaspadai masyarakat agar terhindar dari TBC, yaitu batuk selama dua minggu yang disertai demam tinggi dan berat badan menurun. Apabila sudah terpapar, masyarakat dihimbau untuk segera memeriksa kesehatannya ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Penyakit TBC, ujar Dyah, adalah penyakit yang bisa diobati hingga penderitanya sembuh total. “Asalkan tertib mengkonsumsi obat selama 6 bulan,” kata Dyah. Konsumsi obat bukan sebatas untuk mengobati namun juga untuk menghindari penularan TBC ke orang lain.
Bagi orang tua yang terkena TBC, sebisa mungkin untuk mengurangi intensitas bermain bersama anak usia dini. Usia dini dengan ketahanan tubuh masih lemah membuat anak lebih rentan tertular.
Untuk memeriksa masyarakat dan pendeteksian secara dini penyakit TBC, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia bekerja sama dengan Program Studi Dokter Spesialis Paru Unsyiah/ RSUZA, dan Dinas Kesehatan Aceh melakukan pemeriksaan dan layanan gratis bagi masyarakat Krueng Raya. Sebanyak 21 dokter terdiri dari dokter spesialis paru dan peserta didik spesialis paru melakukan kegiatan bakti sosial. Ketua panitia Pelaksana dr. Zulfikar, Sp.P(K) FISR , mengatakan akses masyarakat Krueng Raya yang sedikit jauh dari Rumah Sakit Zainoel Abidin, membuat daerah tersebut dipilih sebagai kawasan bakti sosial.
Persoalan paru dan pernapasan termasuk penyakit yang menyebabkan kematian paling tinggi di dunia. Diperkirakan, di tahun 2030, penyakit ini akan menjadi penyebab kematian ketiga tertinggi di dunia. Di Indonesia ada 4,8 juta penderita penyakit ini. Aceh termasuk daerah penyumbang pasien terbanyak. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Aceh pada tahun lalu, jumlah penderita penyakit paru terutama TBC sebanyak 8.471 orang. Kasus terbanyak ditemukan berada di kabupaten Aceh Utara sebanyak 1.257 kasus.
Meski demikian, para dokter paru optimistis, jumlah penderita penyakit itu dapat dikurangi. Mereka bahkan menargetkan angka penderita paru akan berkurang hingga mencapai 0 persen pada 2035.
👁 20865 kali