Agar Punya Daya Saing Kuat, Presiden Minta Dokter Indonesia Adaptif Dengan Teknologi Baru

(Banda Aceh, 23/03) -- Muktamar IDI XXXI di Banda Aceh, hari ini dibuka oleh Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo secara virtual.

Pada pembukaan Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) XXXI di gedung Banda Aceh Convention Hall, Banda Aceh, Rabu (23/3) ikut dimeriahkan dengan penampilan Tari Ratoh Jaroe dan Rapa'i Geleng.

Pada Muktamar kali ini IDI mengusung tema "Peran strategis IDI dalam membangun kemandirian dan meningkatkan ketahanan bangsa".

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah juga ikut menghadiri langsung acara pembukaan ini. Selain Gubernur, juga terlihat Plt Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRA), Safaruddin.

Ketua PB IDI, Daeng M Faqih mengatakan acara Muktamar kali ini disambut oleh kearifan lokal Aceh mulai kuliner, kesenian dan syariat yang sangat luar biasa

"Apresiasi dan sangat bangga, dengan semangat serta komitmen luar biasa yang dirasakan," kata Daeng M Faqih.

Selain itu, Gubernur Aceh menyampaikan pihak pemerintah Aceh berterimakasih atas Muktamar kali ini. IDI tidak boleh berhenti di sini dan harus mengambil peran yang lebih besar lagi serta menjadi inovatif.

"Apalagi kalau acaranya di Aceh, tentunya produk muktamar ini akan jauh lebih berkualitas dalam pengembangan kesehatan dan profesional para Dokter Indonesia," sebut Nova Iriansyah.

Nova menambahkan, dalam menghadapi pandemi Covid-19, menjadi bukti bahwa isu kesehatan sangat penting dalam membangun bangsa ini.

"Karena kalau terjadi pandemi, kegiatan menjadi terganggu di berbagai wilayah seluruh Indonesia," imbuhnya.

Presiden minta dokter Indonesia adaptif dengan teknologi baru

Saat membuka kegiatan Muktamar Ikatan Dokter Indonesia yang ke XXXI  dan Muktamar XXII Istri Ikatan Dokter Indonesia (IIDI) di Banda Aceh secara virtual, Presiden Joko Widodo meminta para dokter di Indonesia untuk lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi terbaru dalam menghadapi transformasi kesehatan, sehingga memiliki daya saing yang kuat.

“Transformasi kesehatan tidak dapat ditunda. Para dokter Indonesia harus adaptif terhadap teknologi terbaru,” kata Presiden Jokowi saat pembukaan Muktamar XXXI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Muktamar XXII Istri Ikatan Dokter Indonesia (IIDI) secara virtual di Banda Aceh, Rabu (23/03).

Presiden mengatakan pandemi COVID-19 yang berlangsung selama dua tahun terakhir memaksa kita untuk terus memperbaiki sistem kesehatan agar semakin tangguh dalam menghadapi berbagai situasi.

Disrupsi teknologi yang sudah berlangsung juga ikut mendisrupsikan dunia kedokteran dan farmasi Tanah Air. Oleh karena itu, Presiden meminta agar transformasi sistem kedokteran harus dipercepat guna menghadirkan para dokter yang unggul.

Termasuk juga, Presiden meminta dokter adaptif terhadap perkembangan dalam sistem pelayanan kesehatan untuk mewujudkan pelayanan yang prima sekaligus merata, khusus di daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T).

“Transformasi sistem pendidikan kedokteran juga harus dipercepat agar mampu menghasilkan dokter-dokter yang unggul, yang menguasai teknologi kedokteran modern dan mampu bersaing dengan dokter seluruh dunia,” kata Jokowi.

Selain membuka Muktamar IDI ke XXXI dan Muktamar XXII Istri Ikatan Dokter Indonesia (IIDI),  Presiden Jokowi juga meresmikan Monumen Pengabdian Dokter Indonesia, yang didedikasikan untuk dokter Indonesia yang gugur selama penanggulangan pandemi COVID-19.

“Selama penanganan pandemi kita sudah banyak kehilangan para dokter dan tenaga medis yang sangat patriotis dan berdedikasi dalam menjaga tugas-tugas kemanusiaan,” kata Jokowi.

Oleh karena itu, menurut Presiden, monumen itu menjadi salah satu bentuk untuk mengenang para dokter yang gugur dalam menangani wabah pandemi. Monumen ini akan selalu mengingatkan dan memacu semangat para dokter Indonesia untuk tegak berdiri di garda depan dalam penanganan kesehatan.

“Alhamdulillah dengan bantuan dokter Indonesia, kita negara yang berhasil menghadapi pandemi COVID-19. Kita akan terus percepat vaksinasi dan terus mengajak masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan,” kata Presiden.

 

👁 493 kali

Berita Terkait