Kadinkes Aceh, isi talkshow tongsis Djati FM

Kepala dinas Kesehatan Aceh, dr. M.Yani, M.Kes, PKK, pagi ini mengisi acara talkshow "Tongsis Djati FM" di ruang Kepala Dinas Kesehatan Aceh. Tongsis adalah sebuah acara yang dikemas oleh Djati FM untuk menemani sarapan pagi pendengar dengan update informasi dari berbagai aspek terutama yang menjadi perhatian publik, salah satunya "tongsis" [Talking on the street], live talk dari berbagai tempat. 

Tongsis pagi ini Radio Djati FM yang mengudara pada frekuensi 103.6 FM (24/03/2016) jam 09.00 menyambangi kantor dinas kesehatan Aceh. Di dinas kesehatan Aceh sudah ada Kadis Kesehatan Aceh yang pagi ini dinobatkan sebagai narasumber tongsis Djati FM. Ditemani Putri sebagai host Djati FM, M. Yani memaparkan sejumlah isu-isu kesehatan di Aceh. Diawali oleh pancingan Putri terhadap perhelatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang baru-baru digelar diseluruh Indonesia termasuk juga di Aceh tentunya, Putri memancing M.Yani dengan menanyakan sejumlah kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan PIN di Aceh dikaitkan adanya desas-desus isu haram vaksin yang digunakan.

Kadinkes Aceh memaparkan bahwa pada umumnya pelaksanaan PIN di Aceh sudah berlangsung dengan sukses dan Aceh sampai dengan hari ini cakupan PIN Aceh sudah berada kisaran 90,6 % cakupan data Pusdatin. Dalam penjelasannya Kadinkes Aceh secara gamblang menepis isu bahwa vaksin yang digunakan haram. Saat ini sudah ada Fatwa MUI yang menyebutkan itu dibolehkan, dan di Aceh khususnya sudah fatwa MPU yang khusus membahas masalah vaksin ini, dan itu dibolehkan, sergah Kadinkes.

Dibagian lain, Kadinkes mengulas mengenai tren Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Aceh. Sekarang ini trennya adalah meningkatnya kasus-kasus PTM seperti diabetes. Kalau untuk penyakit menular, salah satu contohnya TB. Kebetulan hari ini 24 Maret bertepatan juga dengan hari TB. "Bayangkan saja kalau TB terkena pada usia produktif atau anak yang menderita TB, maka bisa dipastikan akan mengurangi produktifitasnya dimasyarakat. Bahkan bisa menyebabkan kematian. Kalau terkena anak usia sekolah, maka prestasinya disekolah akan terganggu, kalo terkena pada pekerja, maka produktifitasnya dalam bekerja pasti tidak optimal", jelas M.Yani.

Selanjutnya M. Yani juga memaparkan bahwa Aceh termasuk daerah yang cukup tinggi angka TB nya. "TB menular lewat jalan nafas atau droplet infectius. Walaupun tidak serta merta tapi penularannya begitu mudah", jelas Kadinkes Aceh itu lagi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut Kadinkes berharap kepada semua pendengar Djati FM, "Kalau Batuk lebih dari 2 minggu dan tidak sembuh-sembuh, maka cepat-cepatlah ke Puskesmas, RS atau fasilitas kesehatan lainnya untuk segera dilakukan pemeriksaan intensif, termasuk pemeriksaan dahak". Kalau TB terdeteksi secara dini tentunya pengobatannya akan jauh lebih mudah. "Kalau cepat diobati, dengan minum obat secara teratur, dua bulan pertama itu TB nya sudah tidak menularkan. Kepatuhan minum obat pada penderita TB itu sangat-sangat penting", jelas Kadinkes

 Kadinkes menjelaskan mengenai tren peningkatan penyakit tidak menular yang terus meningkat di Aceh, bahwa hal tersebut ada kaitannnya dengan kebiasaan masyarakat kita. Banyaknya warung-warung kopi yang tumbuh bak jamur dimusim hujan di Aceh misalnya. Masyarakat di warung kopi pasti banyak duduk, banyak konsumsi gula, tapi kurang aktifitas fisik tentunya. Penyakit-penyakit kronis seperti Diabetes misalnya, ini banyak menyedot dana JKRA, padahal penyakit-penyakit ini dapat dicegah. 

Diakhir tongsis, Kadinkes berharap, karena penyakit-penyakit tidak menular ini seharusnya bisa dicegah, maka harapannya adalah dengan memperbanyak melakukan aktifitas fisik, kurangi konsumsi garam, dan juga kurangi konsumsi gula berlebihan. "Silahkan minum kopi, tapi gulanya dikurangi", Demikian harapan M. Yani kepada pendengar setia Djati FM. (Cut)

👁 317 kali

Berita Terkait

Komentar (0)

Isi komentar