Dinas kesehatan Aceh, melalui bidang Kesmas, melakukan audit kematian ibu dan bayi dalam tahun 2017(Jumat, 19 Mei 2017) di Aula RSUD Langsa. Dalam audit tersebut dibahas beberapa kasus kematian ibu dan bayi yang terjadi di wilayah kabupaten Aceh Timur dan kota Langsa. Dalam audit kematian ibu dan bayi, pihak Dinas Kesehatan Aceh menghadirkan ahli ilmu obstetri dan ginekologi dari Unsyiah yang juga sebagai tim AMP Aceh, Dr Mohd Andalas, SpOG ,FMAS dan juga satu ahli obgyn dari RSUD Langsa dr Reni Suryanty SpA.
Audit audit kematian ibu dan bayi ini bertujuan mencari faktor penyebab atau kendala yang dihadapi para petugas dikedua daerah tersebut kenapa beberapa pasien tidak tertolong dalam persalinan dan operasi, di beberapa RS di Langsa.
Audit ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi para pemberi pelayanan kesehatan baik itu bagi tenaga medis, paramedis, dan manajemen di kota langsa khususnya dan propinsi Aceh secara umunya, agar dari hasil pembahasan kasus-kasus tersebut bisa disikapi dengan bijak dikemudian hari untuk bisa dihindari bila dikategorikan kepada faktor yang bisa dicegah.
Dalam melihat penyebab kematian ibu dikategorikan penyebab langsung dan tidak langsung, umumnya penyebab tidak langsung bisa dieliminir bila ibu hamil melakukan pemeriksaan dengan baik minimal 4 kali selama masa hamil.
Dalam proses audit pelayanan ibu dan anak komponen tim propinsi mendengar hasil laporan dari verifikasi tim audit tingkat kabupaten dan kota serta dari tim yang mengelola kasus. Y ang dinilai dalam AMP(audit maternal perinatal) ini tidak saja unsur pemberi pelayanan tetapi unsur manajemen juga dinilai, sehingga rekomendasi perbaikan bisa saja diarahkan pada managemen.
Sebagai contoh bila kasus masih kurang cepatnya respon dilakukan dengan memberi waktu mereka mendapat pelatihan secara reguler,atau bila disimpulkan alat tidak tersedia maka rekomendasi adalah penyiapan sarana dan prasarana dimasa yang akan datang.
Bagi unsur pemberi pelayanan bila ada kekurangan masukan tim akan diberi pada yang bersangkutan dan atasan tempat dia bekerja tanpa diketahui orang lain.
Hal ini sesuai moto dari AMP sendiri yakni, NO name, No blame, dan No Shame, atau tidak menyebut nama petugas yang di audit, tidak saling memalukan dan menjelekkan .
Pertemuan ini melibatkan dokter ahli kandungan, dokter spesialis anak dan para bidan yang mengelola kasus, hadir sebanyak 50 peserta.
Aceh termasuk salah satu propinsi masih tinggi angka kematian ibu di Indonesia.
Bila dilihat dari pembahasan kasus yang terjadi di Langsa ini masih terlihat beberapa faktor penyebab seperti, proses rujukan berjenjang dan rujukan antar Rumah sakit masih menjadi kendala utama,sehingga kasus menjadi sangat komplikatif dan serius saat tiba di RS rujukan.
Sedangkan untuk beberapa kasus bayi yang dibahas terlihat akibat langsung kondisi ibu yang emergensi, dan akibat kasus bayi yang lahir prematur dan kecil dalam masa kehamilan. Oleh karena itu sangat penting dilakukan peningkatan sumber daya manusia dengan berbagai macam pelatihan emergensi praktis perlu diberikan pada staf puskesmas dan RS, dan kemudahan mendapat surat rujukan berjenjang dari rumah sakit perujuk dari pihak terkait.
Selain itu masih dijumpai hambatan komunikasi inter personal petugas pelaksana dari rumah sakit perujuk ke rumah sakit tujuan rujukan.
👁 1797 kali