Teknologi Endoskopi Coblation, Terobosan Operasi Stenosis Laring Akibat TB di Aceh

Tim Dokter THT-BKL sedang melakukan prosedur bedah minimal invasif yang memanfaatkan energi radio frekuensi untuk memanaskan dan menghilangkan jaringan yang tidak diinginkan secara presisi, tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya pada pasien yang mengalami penyempitan saluran napas di laring yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosis di RSUDZA Banda Aceh pada hari Minggu (3/08/2025).
Tim Dokter THT-BKL sedang melakukan prosedur bedah minimal invasif yang memanfaatkan energi radio frekuensi untuk memanaskan dan menghilangkan jaringan yang tidak diinginkan secara presisi, tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya pada pasien yang mengalami penyempitan saluran napas di laring yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosis di RSUDZA Banda Aceh pada hari Minggu (3/08/2025).

BANDA ACEH – Teknologi operasi di bidang Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher (THT-BKL) terus mengalami perkembangan pesat.

Salah satu inovasi yang kini digunakan adalah teknik endoskopi coblation, sebuah prosedur bedah minimal invasif yang memanfaatkan energi radio frekuensi untuk memanaskan dan menghilangkan jaringan yang tidak diinginkan secara presisi, tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.

Dalam event Mega Bakti Kesehatan Nasional (MBKN) 2025 di Aceh, kolaborasi antara PP Perhati-KL dan Perhati-KL Cabang Aceh, teknologi ini berhasil diaplikasikan pada operasi release stenosis laring akibat tuberkulosis (TB) dalam sebuah tindakan operasi yang berlangsung di RSUDZA Banda Aceh pada Minggu (3/8).

Kasus ini menimpa seorang pasien laki-laki berusia 31 tahun asal Langsa yang sebelumnya telah menjalani terapi obat anti tuberkulosis (OAT) selama enam bulan.

Operasi ini dipimpin langsung oleh pakar laringofaringologi Indonesia, Dr. dr. Fauziah Fardizza, Sp.T.H.T.B.K.L, Subsp.L.F.(K).

Dengan metode endoskopi coblation, dokter melakukan pelepasan jaringan parut penyebab penyempitan (stenosis) pada glotis tanpa sayatan besar di kulit.

Keunggulan teknik ini adalah pemulihan yang lebih cepat, risiko komplikasi seperti perdarahan dan infeksi lebih rendah, serta tidak memerlukan sayatan besar pada kulit, serta hasil yang dapat langsung memperbaiki fungsi pernapasan pasien.

“Teknologi ini memungkinkan penanganan stenosis laring secara lebih aman dan efektif. Efeknya, Pasien dapat bernapas lebih lega, dan gejala seperti sesak, suara serak, maupun stridor dapat berkurang secara signifikan,” jelas dr. Ezzy panggilan akrab dr. Fauziah dalam keterangannya di Banda Aceh pada Rabu (6/8/2025).

Stenosis laring akibat TB merupakan kondisi penyempitan saluran napas di laring yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosis. TB yang menyerang laring memicu peradangan dan pembentukan jaringan parut, sehingga menyulitkan pasien untuk bernapas.

Gejala yang umum meliputi suara serak, napas berbunyi (stridor), hingga kesulitan bernapas. Kondisi ini umumnya merupakan komplikasi dari TB paru, namun dapat pula muncul sebagai infeksi primer pada laring.

Melalui keberhasilan operasi ini, diharapkan teknologi endoskopi coblation dapat semakin diadopsi di berbagai rumah sakit di Indonesia, khususnya dalam penanganan kasus stenosis laring akibat TB maupun penyebab lainnya.

👁 800 kali

Berita Terkait